Selasa, 19 Januari 2010

Refleksi Perjalanan Bandung-Pangalengan-Cisewu (Garut)-Rancabuaya(Garut)-Cidaun


Sejujurnya ini adalah perjalanan pertama kali saya ke cidaun melewati pangalengan, berawal dari keingin tahuan yang tinggi sekaligus sebagai ajang silaturahmi untuk menemui saudara yang secara kebetulan berada di kecamatan Cisewu (Garut). awalnya mungkin antara percaya dan tidak kalau perjalanan menuju kampung saya yaitu Cidaun dapat ditempuh melalui pangalengan (Bandung), kalaupun memang ada jalan saya yakini 90% kondisi jalan sudah rusak (karena seperti biasanya kalau jalan-jalan menuju bagian selatan dalam kondisi yang memprihatinkan).


Perjalanan dari Bandung (Dipati ukur) dimulai pada pukul 07.30 dengan harapan kalaupun terjadi sesuatu di perjalanan hari masih siang dan segera mungkin dapat ditangani. Kali ini saya melewati buah batu terus ke soekarno hatta masuk ke soreang. Sampai disini perjalanan cukup lancar karena kebetulan waktu itu hari minggu dan saya hanya menemukan sedikit kemacetan di daerah kopo,karena memang seperti biasanya bahwa kemacetan di daerah ini tidak mengenal waktu alias terjadi sepanjang hari (kecuali mungkin jam 12 mlm disaat kebanyakan orang terlelap dengan mimpinya masing-masing)..tak terasa perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam di soreang dan sudah terlihat plang bertuliskan "SELAMAT DATANG DI WILAYAH IBU KOTA KABUPATEN BANDUNG". Hal ini berarti bahwa saya telah sampai di daerah Soreang..Sempat sedikit bingung mau ke arah mana menuju pangalengan,,tapi jangan khawatir karena Bapak-Bapak dari Dinas Perhubungan sudah memasang plang-plang penunjuk arah yang sangat mudah untuk dibaca (kecuali mungkin kalau tidak bisa baca). arah menuju pangalengan dari soreang hampir sama dengan arah menuju ciwidey, pas di puteran tinggal lurus saja, karena ternyata disitu sudah ada plang penunjuk arah. dari soreang menuju pangalengan ternyata berjarak kurang lebih 20 km. Di perjalanan menuju pangalengan banyak dijumpai perkebunan teh dan pohon-pohon ciri khas dataran tinggi.


Kondisi jalan lumayan bagus dan lebar, namun hati-hati dengan banyaknya tikungan, karena bisa menyebabkan out kalau naik motor (ah paling juga kalau out diselamatkan dengan pohon teh atau keberuntungan)..sedikit membandingkan dengan jalan menuju ciwidey, jalan menuju pangalengan lebih lebar dan tidak terlalu naik-turun,namun kalau menurut pendapat saya pribadi pemandangan di sepanjang jalan masih lebih indah perjalanan menuju ciwidey. Dengan sedikit masalah pada motor di perjalanan menuju pangalengan (biasa motor butut mah, hese di ajak lancar), akhirnya sudah masuk daerah pangalengan dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam dari soreang. untuk teman-teman yang mau melewati jalur ini dan baru pertama kali jangan khawatir karena hanya terdapat satu jalan besar dan tidak terlalu banyak pertigaan ataupun perempatan,jd bisa dengan mudah sampai di pangalengan. Kebetulan waktu itu kondisi jalan sedikit rame,katanya seh ada Bapak Bupati berknjung ke wilayah tersebut (biasa gening mun aya pejabat mah,sok di iring-iring siga nu kawin).


Waktu menunjukkan pukul 09.00 lebih ketika roda dua saya menapaki wilayah pangalengan.berhubung sudah agak capek,jadi saya manfaatkan untuk beristirahat sebentar di pangalengan,untuk teman-teman yang ingin menyeruput susu murni segar, jangan hawatir karena di daerah ini banyak di jual susu murni serta produk-produk turunannya seperti permen susu (kecuali susu ibu meureun nya)..pas dilihat ternyata jarum indikator bensin saya sudah "ngaplek" alias sudah warning. Jadi harus diusahakan mencari pom bensin, jangan khawatir dari pertigaan pangalengan (mungkin terminal) ambil arah kiri dan disebelah kiri jalan ternyata ada pom bensin (ya meskipun seadanya,jauh dari slogan "PASTI PAS", nu penting mah "PASTI MAJU" weh ieu motor), tapi siap-siap mengantri karena sepertinya pom bensin ini hanya satu-satunya di pangalengan (pelayannya juga pakai seragam warna biru,tara ti sasari,biasanya kan pelayan pom bensin mah pakai seragam warna merah,,ah mungkin disesuaikan dengan warna partai yang sedang berkuasa sekarang).




Waktu menunjukkan pukul 09.30 dan saya pikir sudah saatnya melanjutkan perjalanan, dari pom bensin berbalik arah (jangan lurus terus), jadi dari pertigaan arah berikutnya yaitu ke kanan atau menuju situ cileunca, mulai timbul rasa penasaran saya, karena sudah sering mendengar tentang situ cileunca,tapi belum perna melihat dengan mata kepala sendiri karena mungkin bisa saja banyak leunca meureun di situ-na). Dari pertigaan tadi ternyata tidak jauh karena dari kejauhan sudah bisa diihat ada kubangan air yang menurut Papan penunjuk arah itu teh cenah situ cileunca, duh lumayan ararendah gening meskipun kalau dlihat mungkin luasannya tidak terlalu besar tapi dipinggir situ seperti biasa banyak penunggu pinggiran situ alias pedagang, baru sadar juga ternyata jalan ke arah situ cileunca mulai menyempit mungkin itu salah satu indikator kalau saya harus siap-siap dengan medan yang lebih berat. Situ cileunca berlalu, perjalanan berikutnya ternyata sedikit ekstrim dengan tikungannya hampir 180 derajat kemudian naik turun, setelah belok kiri kudu siap-siap lagi dengan belokan ke arah kanan, begitu terus kondisi jalan dengan lebar jalan yang sempit dan siap-siap "ngacleng" kalau sedikit melamun.mungkin sedikit tips buat yang melewati jalur ini bahwasanya klakson kendaraan harus dalam kondisi prima, biar bisa "tidid-tidid" terus di jalan.Tapi dari semua kendala tadi jangan pernah tanya tentang keindahan di kanan kiri jalan,karena banyak dijumpai kebun teh dengan udara yang suueegeerrrr. namun sayang sekali waktu tu saya sendiri tidak membawa kamera untuk mengabadikan momen ini (da emang teu boga).Sedikit perbandingan dengan jalan lewat ciwidey, perjalanan dari pangalengan ini lebih banyak tikungan namun tidak terlalu naik turun, jaadi roda dua saya hanya berada pada kisaran kecepatan 20-50 km/jam. Tidak lama berselang saking asyiknya ternyata terlihat tugu penunjuk jarak menunjukkan "CSW 20".spontan dalam hati saya ngagerentes,apakah mungkin ini berarti menuju kecamatan cisewu (Garut) tinggal 20 km. oh memang ternyata benar karena tidak lama ada tulisan Talegong Kabupaten Garut..berarti sudah masuk ke wilayah Garut. Hati saya sendiri terus bertanya-tanya sedekat inikah dari pangalengan ke daerah garut selatan, ketika hati saya terus bertanya ternyata memang benar saya melihat ada plang di depan bangunan SD bertuliskan "SDN CISEWU".Waw amazing....ternyata saya sudah masuk daerah Cisewu (Garut). Setelah melihat jam ternyata waktu menunjukkan pukul 10.30, berarti perjalanan pangalengan- cisewu memakan waktu kurang lebih 1 jam.
 

Mungkin sedikit rekomendasi juga apabila teman-teman berada di bandung dan ingin menempuh perjalanan ke wilayah garut selatan alangkah lebih baiknya lewat pangalengan karena hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam, bila dibandingkan dengan melewati garut kota maka waktu tempu menuju garut selatan kurang lebih 5 jam.


Sungguh sangat lega ketika roda dua sudah menapaki daerah cisewu, karena memang sudah sangat hapal mun dari cisewu menuju cidaun mah, jadi tinggal menuju gupitan menyusuri jalan menuju rancabuaya dengan jarak tempuh kurang lebih 13 km. Panorama alam sungguh tiada hentinya menyapa di setiap putaran roda, karena sepanjang jalan menuju rancabuaya kita bisa melihat hamparan laut dari ketinggian yang dipadukan dengan semak belukar dan pohon kelapa, namun memang harus tetap hati-hati karena lebar jalan tidak begitu lebar.

 

Setelah menempuh perjalanan seauh kurang lebih 13 km dari cisewu menuju rancabuaya maka saya dipertemukan dengan perempatan yang lagi lagi buatan Bapak-Bapak dari Dinas Perhubungan yang berisi mengenai arah, kurang lebih penjelasannya ke kanan ke cidaun ke kiri pameungpeuk terus kalau lurus ya menuju pantai rancabuaya (mun lurus terus mah nepi meureun ka Australi)...

 

ah,,jangan ditanya lagi kalau sudah sampai disini mah,,saya lanjutkan dengan belok kanan dan memacu roda dua saya dengan kecepatan 80 km (maksimal ngan sakitu kecepatan-na,mun ditambahan deui sigana murudul motorna)..kondisi jalan yang baik dengan lebar jalan yang memadai maka sangat memungkinkan memacu kendaraan pada kecepatan maksimum, di bagian kiri jalan kita dapat melihat deburan ombak yang datang silih berganti dan sudah barang tentu kita akan melewat banyak sekali jembatan dengan panjang yang bervariasi,,tapi mungkin jembatan yang paling panjang yaitu jembatan cilaki yang mungkin bisa menyaingi jembatan suramadu (meureun ketang).

 

Perjalanan dari cisewu menuju cidaun ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam sehingga apabila di totalkan semuanya perjalanan dari bandung menuju cidaun lewat pangalengan membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam, memang benar apabila dibandingkan dengan perjalanan lewat ciwidey (waktu tempuh kurang lebih 3-4 jam), perjalanan melalui pangalengan ini memakan waktu yang lebih lama, namun setidaknya dengan gambaran seperti ini lebih memberikan banyak alternatif dengan perjalanan menuju kecamatan cidaun. 


Refleksi yang bisa ditarik dari perjalanan ini diantaranya:
1. Bahwa memang benar bumi ini bulat (teu nyambung nya)
2. Kalau ada pepatah mengatakan bahwa "banyak jalan manuju Roma", maka saya ganti dengan "banyak jalan menuju Cidaun"
3. Alloh maha Besar 
4. Berbanggalah kita sebagai warga cidaun yang boleh dikatakan sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan dua kabupaten (mungkin juga dengan negara Australi,,ngalamun)
5. Mudah-mudahan kita punya peran strategis sebagai implikasi dari letak geografis yang sangat menguntungkan....Amiiin Ya Robbal A'lamiiin


Hatur nuhun ah...




by : Penulis Lepas pada harian The Cidaun Post (meureun mun Aya kitu ge)